Mengapa bukan ‘back2jerusalem’?
Kisah dalam Injil Lukas menceritakan dua orang murid yang sedang galau karena Sang
Guru dan nabi yang diharapkan menjadi pembebas bagi bangsa Israel telah
diserahkan oleh para pemimpin dan imam-imam kepala bangsa Israel untuk
disalibkan.
Pada saat itulah Tuhan Yesus yang sudah bangkit
menghampiri mereka dan mendampingi dalam perjalanan. Tuhan Yesus kemudian
menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis dalam Kitab Suci tentang diri-Nya.
Sebelum meninggalkan mereka, Tuhan Yesus memberikan diri-Nya (bdk. Lukas
24:13-30).
Setelah mereka menerima roti yang dipecah-pecah oleh
Tuhan Yesus, barulah mereka mengenali Dia sebagai Sang Guru sendiri. Dan juga menyadari
betapa hati mereka berkobar-kobar saat Tuhan Yesus berjalan menyertai mereka
dan menyingkapkan isi Kitab Suci tentang Dia kepada mereka (bdk Lukas 24:31-34)
. Seketika itu juga mereka bergegas kembali ke Yerusalem untuk menceritakan
pengalaman perjumpaan mereka dengan Tuhan Yesus, bahwa Dia benar-benar telah
bangkit.
Demikian juga dengan perjalanan hidup kita, justru
pada saat kita berpaling dari Tuhan, Dia datang menghampiri dan menyertai kita.
Tidak dibiarkannya kita berjalan sendirian, dengan segala kecamuk dan resah di
hati, maupun pikiran kusut yang memupuskan segala harapan. Kehadiran dan
pendampingan-Nya meneguhkan iman kita, mengembalikan pengharapan dan
membangkitkan semangat kita untuk terus berjalan menggapai hari depan yang
penuh harapan.
Tidak ada ‘back2jerusalem’
tanpa ‘journey2emmaus’.
Tuhan Yesus, terima kasih atas perjumpaan-perjumpaan
dengan Mu yang kami alami dalam hidup kami, khususnya pada saat kami sedang berpaling
dari-Mu, ya Tuhan. Melalui orang-orang yang Kau utus kami sungguh merasakan
penyertaan-Mu dan kasih-Mu yang meneguhkan. Jadikanlah kami utusan-Mu kepada
sesama kami yang sedang mengalami keterpurukan.dalam perjalanan hidup mereka,
sehingga mereka pun boleh merasakan penyertaan dan kasih-Mu. Amin
No comments:
Post a Comment