"Bukankan hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?" (Lukas 24:32)



9 Mar 2013

Si Anak Sulung



Bacaan Injil hari Minggu 10 Maret 2013 mengisahkan mengenai pertobatan anak bungsu yang setelah menghambur-hamburkan harta warisan yang menjadi bagiannya, menyadari kesalahannya dan mohon ampun kepada ayahnya. Bagaimana dengan si anak sulung yang merasa baik, taat dan benar karena tidak melakukan hal-hal yang dilakukan oleh adiknya? 

Secara tidak sadar, saya pernah menjadi si anak sulung dalam arti bahwa saya baik, taat dan merasa tidak ada yang salah dalam hidup doaku. Ketika itu saya ada satu permohonan yang tak jemu-jemu saya doakan, yang saya imani bahwa bagi Tuhan tidak ada yang mustahil bukan? Hampir dua tahun lamanya saya bertekun dalam permohonan itu. Sampai akhirnya dalam suatu retret, pada misa penutupan hari Minggunya, saya baru menyadari bahwa selama ini saya ngotot dengan keinginan yang saya mohonkan dalam doa-doa saya selama ini. 

Bacaan yang menggugah kesadaran saya akan kesalahan saya itu dibacakan dari Yesaya 55:8-9 “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman Tuhan. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalan-Mu dan rancangan-Ku dari rancanganmu,” yang sebenarnya juga merupakan salah satu ayat favoritku. Ketika mendengar firman ini, baru saya menyadari bahwa saya telah berdosa karena ‘menolak’ rencana Allah dalam hidupku dan bersikeras dengan kemauanku sendiri. Padalah Allah mempunyai rencana yang lebih ‘agung’ dari yang selama ini saya doakan…

Dalam masa pra-Paskah ini marilah kita mencoba merefleksikan apakah secara tidak sadar kita telah menjadi anak sulung yang merasa benar? Semoga terang kesadaran ilahi membantu kita untuk mempersiapkan hati dalam masa pertobatan ini. Amin. 


BSD, 9 Maret 2013

No comments:

Post a Comment