"Bukankan hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?" (Lukas 24:32)



29 Sept 2014

Tuhan Mengutus Seorang Gabriel untuk Menolongku...


Jumat petang yang lalu, saat dalam perjalanan pulang dari Gading Serpong, tiba-tiba ban belakang motorku kempes, di seberang Taman Kota BSD. Jarak yang masih cukup jauh menuju rumah maupun tukang tambal ban terdekat.

Aku ingat ada teman yang punya teman seorang tukang tambal ban, jadi kuhubungi dia untuk minta no. hp temannya itu. Namun ternyata, no hp nya sudah hilang dari phonebook hp nya. Kemudian aku coba hubungi teman di kantor lama, yang saya ingat ada no hp tukang tambal ban di portal masuk kompleks ruko kantor lama itu. Ternyata tidak bisa dihubungi, jadi mau tak mau aku bersiap-siap untuk mendorong motorku, karena hari sudah semakin gelap. Kupikir aku bisa tambah angin di pompa bensin (yang juga lumayan jauh jaraknya), berharap kemudian motor bisa dinaiki ke tukang tambal ban terdekat atau dibawa pulang ke rumah, besok pagi baru ditambal.  

Belum lama mendorong motorku, aku melewati dua buah mobil yang sedang parkir. Tak lama kemudian kedua mobil itu berhenti, masing-masing di depan dan belakangku. Sempat kuatir juga, kalau-kalau ada yang bermaksud jahat, namun yang muncul ternyata dua anak muda. Mereka menanyakan motorku kenapa, dan setelah melihat kondisi ban yang kempes, yang cowoq segera pergi cari tukang tambal ban. Setelah sekian puluh menit, ia kembali bersama teman cowoq yang lain, siap membantu mendorong motorku ke tukang tambal ban. Sementara aku naik mobil dengan yang ceweq. 

Kami jalan duluan dan menunggu di pompa bensin. Sementara menunggu, tiba-tiba aku mulai batuk-batuk. Tak lama kemudian  teman baruku pamit mau ke toilet… ternyata dia mampir ke toko di dalam kompleks pompa bensin itu dan membeli beberapa botol minuman untuk kami. Sungguh ga mengira, anak-anak muda ini begitu perhatian… pada umumnya mereka cenderung cuek bukan? 

Tak berapa lama, tibalah kedua pendorong motorku… Tukang tambal ban masih sekitar 100-200 meter lagi. Kami pikir bisa tambah angin dulu di pompa bensin, ternyata yang ada adalah pompa pengisian ban dengan gas nitrogen. Jadi saya kembali naik mobil berdua, sementara mereka juga lanjut mendorong motor berdua. 

Setibanya di tukang tambal ban, aku segera menurunkan barang-barang bawaanku dari mobil, mengira mereka akan segera kembali melanjutkan aktivitas mereka yang tertunda karena membantu aku ke tukang tambal ban. Ternyata mereka malah bantuin kasih penerangan ke tukang tambal ban yang sedang bekerja (posisi bagian belakang motor agak jauh dari lampu penerangan kios tambal ban tersebut). 

Sambil nunggu itu, kami baru sempat ngobrol. Ternyata salah satu dari mereka bernama Gabriel! Katanya dia juga pernah ngalamin ban bocor dan musti dorong cukup jauh juga. Karena pernah ngerasain ga enaknya itulah, makanya dia dan teman-temannya bantuin aku…

Setelah ban selesai ditambal, Gabriel  dengan sigap bermaksud menurunkan barang-barang bawaanku. Aku sampai komen, “Aduh, udah dibantuin ngedorong, eh… diservis abis pula… kamu bener-bener malaikat… Terima kasih banyak yaa… Tuhan memberkati.” Dan di situlah kami berpisah.

Sangat mengesankan bagaimana mereka dengan kesungguhan hati melayaniku saat aku benar-benar hopeless tadi, membayangkan musti mendorong motor sejauh itu, saat malam sudah turun… Tapi ternyata Tuhan mengirimkan seorang Gabriel dan teman-temannya untuk menolongku. Mereka adalah pelaksana nyata dari “Hidup untuk Melayani” sesuai tema Bulan Kitab Suci 2014 ini.

Terima kasih Tuhan untuk pertolonganmu melalui Gabriel dan teman-temannya yang telah menemaniku saat aku sedang bingung dan kuatir tadi… Kiranya Engkau berkenan memberkati mereka agar sukses dalam studinya dan dapat meraih cita-cita mereka seturut dengan rencana dan kehendak-Mu… Amin.”

BSD, 17 September 2014





4 Sept 2014

"Inilah aku, utuslah aku!"

"Engkau telah membujuk aku, ya TUHAN, dan aku telah membiarkan diriku dibujuk; Engkau terlalu kuat bagiku dan Engkau menundukkan aku." (Yeremia 20:7)

Sangat surprise ketika mendengar Bacaan Pertama misa hari Minggu yang lalu, karena bertepatan dengan misa perutusan dalam retret Pemandu Umat Lingkungan di Paroki St. Monika, yang aku ikuti sebagai panitia. Aku bukan seorang Pemandu Umat di lingkunganku, aku hanya membantu dalam kepanitiaan retret ini.

Namun rasanya ayat di atas begitu mengena bagiku. Seolah-olah melalui retret ini aku dibujuk oleh Tuhan untuk berani ambil peran sebagai Pemandu Umat Lingkungan, sementara aku sendiri belum PeDe untuk itu. Terlebih karena dua orang peserta retret dari lingkunganku, saat kami pulang bareng ke rumah berkomentar, "Wah, ada pemandu baru di lingkungan kita..."

Semoga "... apabila aku berpikir: "Aku tidak mau mengingat Dia dan tidak mau mengucapkan firman lagi demi nama-Nya", maka dalam hatiku ada sesuatu yang seperti api yang menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulangku; aku berlelah-lelah untuk menahannya, tetapi aku tidak sanggup" (Yeremia 20:9)" boleh terjadi seturut kehendak dan anugerah-Nya dalam diriku.  

Aku mau membuka diriku terhadap apa pun rencana-Nya dalam hidupku, bahkan untuk menjadi seorang pemandu umat lingkungan yang tak pernah kubayangkan sebelumnya, karena "... segala sesuatu yang kami kerjakan, Engkaulah yang melakukannya bagi kami." (Yesaya 26:12) Tuhan yang akan memampukan aku, karena Tuhan sendiri yang bekerja di dalam aku. Amin...



BSD, 4 September 2014