Misa Minggu pagi pukul 8:30 anak-anak dari sekolah
Santa Ursula BSD menyanyikan lagu dari PS 382 sebagai lagu persiapan
persembahan. Lagu yang sering kali kedengar dan kunyanyikan.
“Hanya rahmat dan kasih dari-Mu
yang kumohon menjadi hartaku.
Hanya rahmat dan kasih dari-Mu yang
kumohon menjadi hartaku.”
aku
begitu tersentuh dan air mata mulai menggenang di mataku sampai koor selesai
menyanyikan lagu itu.
Saat
merenungkannya aku baru menyadari betapa indah doa dari St. Ignatius Loyola (1491-1556)
itu. Memang hanya rahmat dan kasih Tuhan lah yang seharusnya menjadi harta paling berharga dan tak
ternilai dalam hidupku.
Dengan
menyerahkan kemerdekaan, kehendak serta pikiranku, aku mau tunduk pada Tuhan,
bahkan semua yang ada padaku juga aku serahkan kepada-Nya agar digunakan
seturut hasrat-Nya. Dengan menyerahkan semua itu kepada Tuhan, Dia dapat bekerja
di dalam aku dan aku akan menjadi alat yang sungguh berguna dalam tangan-Nya.
Jika
aku merdeka dengan kehendak dan pikiranku sendiri, aku tetap dapat melayani dan
bekerja di ladang-Nya. Namun hasilnya akan berlipat ganda jika TUHAN yang
bekerja di dalam aku, bukan aku dengan kemanusiaanku yang terbatas itu.
Jika
aku mau menyerahkan semua itu kepada Tuhan, rahmat dan kasih-Nya akan hadir
dalam hidupku dan aku akan bebas dari segala kekuatiran, ketakutan,
kegelisahan, … Karena atas segala yang kuserahkan itu, Tuhan akan menganugerah
rahmat dan kasih-Nya, harta yang paling berharga dan tak ternilai itu, sebagai
gantinya.
Ya
Tuhan, terima kasih atas insight yang
Engkau anugerahkan dalam Perayaan Ekaristi tadi pagi, biarlah Roh Kudus-Mu membimbing
dan memampukan aku agar apa yang aku pahami melalui sapaan-Mu tadi pagi dapat
terlaksana dalam hidupku. Amin.